Minggu, 06 Oktober 2013

Dari SENTUHAN HATI


Semua orang suka melihat pantai
Biru menghampar air lautan
Sejauh mata memandang terlihat bening
Angin tanpa saputan awan
Sungguh mengagumkan

Tapi tidak tahukah, Kawan
Pantai terindah justeru ada di hati kita masing-masing
Biru menghampar air pemahaman
Sejauh mata mencerna terasa lega
Tanpa gumpalan benci dan cemas
Sungguh lebih mengagumkan

Semua orang suka melihat air terjun
Rimbun pohon di sekitarnya
Butir air terbang menerpa wajah
Begitu sejuk dan dingin

Semua orang suka melihat gunung
Hijau gagah berselimut kabut
Terasa alami dan bersahaja
Begitu kokoh dan mengagumkan

Tapi tidak tahukah, Kawan
Air terjun paling indah ada di hati kita
Gunung paling perkasa ada di hati kita

Mulailah perjalanan memahaminya
Bahkan kita bisa melihat pelangi sejuta warna di dalamnya

Rabu, 22 Mei 2013

== SIKAP-KU ==


Penyesalan selalu datang diakhir, karena jika datang diawal maka manusia tak akan pernah bisa berkembang dan bangkit. Manusia hidup dan belajar dengan melakukan kesalahan.

* LUKISAN HATIKU *


Aku ingin pulang kepada hati yg kucintai

tapi aku harus menunggu,

di setiap heningku tak pernah lelah kau menemaniku
walau itu hanya bayang-bayang senyummu yg bila kusentuh senyum itu jauh

Di setiap matahari pergi, s'lalu saja terlihat saat kau berpaling dan berjalan meninggalkanku kini...

aku ingin bertahan untuk orang yang kucintai
karena kupikir tak mungkin hanya sebatas ini cintaku

Kunikmati kesepian-kesepian ini
dengan nada, dengan mimpi, juga dengan kenanganmu

biar saja rindu ini hidup di dasar hati
menunggu sampai waktu yang panjang menegurnya
sampai aku menemui apa yang ia inginkan, apa yang ia rindukan tentangku...

Sudah telah kubingkai namamu, lihatlah sangat indah di dalam hati
dan perpisahan ini tak mampu merusaknya sama sekali

suatu hari nanti jika kita bersatu, kan kubacakan doa selalu kesyukuran untukmu
dan jika tidak, kan kubacakan Doa ini pada matahari di senja hari, atau pada bulan yang s'lalu menanti ...


(ini hanya sekedar lukisan hatiku saat ini, dan entah seperti apa setia nya dia disana?

Kamis, 18 April 2013

* PILIHAN ITU *


Bismillahir-Rah manir-Rahim ... Pernahkah kita bertanya jodoh itu sebenarnya takdir atau pilihan??

Jika jodoh itu takdir, kenapa Rasulullah menyuruh kita memilih? Kenapa para orang-orang alim selalu menasehatkan agar kita berhati-hati dalam memilih calon pendamping agar tidak salah pilih? Namun jika jodoh itu pilihan, kenapa kita tidak dapat bersatu
dengan orang yang kita pilih jika takdir tidak menggariskan??
Serumit itukah masalah jodoh jika terus di pertanyakan??


Dalam islam , jodoh diartikan sebagai seseorang yang namanya sudah tertulis di Lauh Mahfuz jauh sebelum kita di ciptakan yang akan di takdirkan menjadi pendamping hidup kita. Tapi ada juga yang bilang bahwa jodoh itu bisa berubah seiring perubahan yang terjadi pada akhlak kita. Seperti halnya rejeki yang sudah di tuliskan di Lauh Mahfuz sana, jodoh juga harus di usahakan dengan ikhtiar dan do'a ,di cari dengan jalan halal. Karena seperti halnya rejeki yang harus kita cari dengan pekerjaan halal agar rejeki yang kita dapat itu membawa keberkahan untuk hidup kita, begitu pula jodoh.. Jika ingin beruntung dan bahagia.


Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Perempuan itu dinikahi karena empat faktor yaitu agama, martabat, harta dan kecantikannya. Pilihlah perempuan yang baik agamanya. Jika tidak, niscaya engkau akan menjadi orang yang merugi” (HR Bukhari dan Muslim).
Begitupun kita sebagai wanita, ketika kita hendak memenerima tau memilih calon suami. Kita pun harus melihat agamanya ( ketaqwaannya) , agar dia bisa membimbing kita dan menjadi imam yang baik . Lalu bagaimana dengan mereka yang bercerai? Katanya itu berarti mereka sudah tidak berjodoh.


Dari sini aku mulai berfikir, otakku berputar mencari jawaban, agar aku tidak terjebak dalam kebingungan.


Kita tetap di wajibkan "MEMILIH" karena Rasulullah menyuruh kita memilih kalau kita mau bahagia dan beruntung. dengan kriteria utama yang baik agamanya tentunya. Masalah dia berjodoh atau tidak dengan kita biarkan takdir yang memainkan peranannya. Tugas kita hanya berdo'a memohon yang terbaik dan berusaha melakukan yang terbaik sesuai pesan Rasulullah.


Rasulullah telah memberi petunjuk dan nasihat memilih pasangan hidup kepada kita. Jika setelah tahu kita tetap memilih yang berlawanan karena mengedepankan nafsu dan ego saja. Itu berarti kita telah memilih sendiri jalan hidup kita yang berlawanan dengan apa yang sudah Rasulullah anjurkan. Jadi jangan salahkan takdir, jangan salahkan Allah jika kamu terjebak ke dalam jalan kerugian. Karena kamu sendiri yang memilih.


Bukankah Allah sudah memperingatkan.. Rasulullah pun sudah berpesan. Kita sendiri yang menentukan pilihan, walaupun hasil akhirnya tetap ada di tangan Tuhan, apakah mempersatukan dengan orang pilihan kita meskipun kita salah jalan , atau justru menggagalkan. Jika Allah menyatukan jangan berbangga dan merasa benar dulu, belum tentu Allah meridhai pilihan kita tadi bukan? Karena Allah hanya akan meridhai yang baik-baik saja. Tapi karena kasih-Nya, Dia mengabulkan apa yang kita usahakan, Dia mengizinkan semua itu terjadi, namun di balik kehendak-Nya tadi, tidak kah kita takut Allah berkata.. "Inikah maumu? Inikah yang membuatmu bahagia? Inikah yang kau pilih? maka Aku izinkan semua maumu ini terjadi.. Namun kau juga harus mempertanggung jawabkan semua ini di akhirat nanti"


Di dunia Allah masih menyayangi semua hamba-Nya. baik itu yang bertaqwa maupun yang durhaka... Semua mempunyai hak yang sama. Tapi di akhirat? Jangan harap... Allah hanya akan mencintai hamba-Nya yang bertaqwa di dunia bukan yang selalu mendurhakai-Nya.
Jangan selalu menyalahkan takdir ,apalagi menyalahkan Allah. Karena pada dasarnya kita punya bagian besar dalam menentukan jalan hidup kita. Bukankah kita sendiri yang memilih menjadi orang baik atau menjadi orang jahat? menjadi orang Jujur atau pendusta? menjadi oarng bertaqwa atau durhaka?


Jadi sekarang mau pilih mana?

Pilihan Rasulullah? atau Pilihan nafsu kita?
Beruntung atau merugi?
Ta'aruf atau pacaran?

Menyerah pada nasib atau berusaha memperbaiki nasib?
Menyerah pada cinta atau menyerahkan cinta pada-Nya?

Jangan selalu menjadi manusia yang pandai menyalahkan orang lain atas hal buruk yang terjadi dalam hidup kita , apalagi sampai menyalahkan Allah. Kita semua di anugerahi akal untuk berfikir, untuk menimbang apa saja kemashlahatan dan kemudharatan yang akan kita tanggung ketika kita hendak memilih atau melangakah.

*
So.. Awali dengan cara Islam, jalani dengan aturan Islam .. Semoga kita mendapat akhir yang tentram. So.. Jodoh Di Tangan ALLAH. Tapi pilihan ada ditangan kita. Kita sebagai hamba hanya bisa mengikuti petunjuk-petunjuk-Nya agar bisa mencapai puncak keberuntungan. Ikhtiar dan do'a janganlah lupa .. dan tetap menjadikan pesan Rasulullah sebagai kriteria utama memilih dan menerima calon pendamping kita. Karena kehidupan tidak akan berakhir hanya di dunia. Ada kehidupan setelah ini yang lebih abadi, dan apa yang kita kerjakan di dunia inilah iyang menjdi penentu kebahagiaan kita di akhirat kelak...

Wallahua’lam bish Shawwab ....
Barakallahufiku m ....


(... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati untukku juga yang telah lama tak mampu memilih ..)

Selasa, 09 April 2013

* DEALOVA *



Aku ingin menjadi mimpi indah dalam tidurmu
Aku ingin menjadi sesuatu yang mungkin bisa kau rindu


Karena langkah merapuh tanpa dirimu...


Karena hati telah letih...

Aku ingin menjadi sesuatu yang mungkin bisa kau sentuh
Aku ingin kau tahu bahwa ku selalu memujamu
Tanpamu sepinya waktu merantai hati

Oo bayangmu seakan-akan...


Kau seperti nyanyian dalam hatiku
Yang memanggil rinduku padamu

Seperti udara yang ku hela kau selalu ada
Kau selalu ada, kau selalu ada


Hanya dirimu yang bisa membuatku tenang
Tanpa dirimu aku merasa hilang dan sepi, sepi...

Kau seperti nyanyian dalam hatiku
Yang memanggil rinduku padamu

Seperti udara yang ku hela kau selalu ada
Kau seperti nyanyian dalam hatiku
Yang memanggil rinduku padamu

Seperti udara yang ku hela kau selalu ada

Kau selalu ada, kau selalu ada....
Kau selalu ada, kau selalu ada....

Jumat, 11 Januari 2013

@ JIWA YANG UTUH @


* Tulisan ini dari kajian Jelajah Hati bersama Ust Syatori AR, Ustad terbaik yg pernah saya temui di kota jogja - diambil di link Blog-ku, Semoga Bermanfaat ...

Jiwa adalah karunia Allah, yang pada awalnya Allah ciptakan begitu sempurna untuk manusia.

Dimanakah jiwa itu sekarang? Jiwa berada dalam raga kita.
Allah sampaikan demikian dalam sumpah-Nya:
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا
Demi jiwa (dengan) segala penyempurnaannya (Q.S. Asy Syams: 7)

Allah tidak pernah bersumpah dengan raga manusia, tetapi dengan jiwa manusia. Tidak pernah Allah menyebut "Demi hidung" atau "demi kaki" atau "demi otak".
Hal ini berarti Allah benar-benar menaruh perhatian khusus bagi jiwa manusia.

Kita lebih sering melihat orang lain dari fisik atau raganya dulu. Berbeda dengan Allah yang melihat manusia hanya dari jiwanya saja.

Mari melihat jiwa.
Jiwa yang utuh akan membuat kita memandang kehidupan secara utuh.
Mari kita lihat apakah jiwa kita utuh atau tidak.
Apa yang kita rasakan jika terjadi perbedaan pendapat?
Orang yang jiwanya utuh, akan melihat perbedaan pendapat seperti sarana tuk saling menguatkan.

Misal, ada perbedaan pendapat:
1: Jadilah pohon pisang: pantang mati sebelum mengeluarkan buah
2: Jangan seperti pohon pisang: berbuah Cuma sekali dalam hidupnya.
Mana yang benar? Dua-duanya benar. Maka jiwa yang utuh melihat perbedaan pendapat dengan bijaksana dan dengan bingkai yang lebih menyeluruh.

Apa yang kita pahami tentang hidup?
Coba jawab dengan tepat. Apakah  kita berpikir lama untuk menjawab?
Seorang ibu penjual gudeg jika ditanya, apa yang ibu pahami tentang gudeg?
Tentunya sang ibu akan menjawab dengan cepat, tepat, dan begitu panjang.
Sekarang, jika kita tanya kembali pada diri kita, apa yang kita pahami tentang hidup?
Lancarkah kita menjawab? Jika jawaban kita begitu lama dan bingung, jangan-jangan sebenarnya kita belum memahami esensi dari hidup itu sendiri?
Jangan-jangan kita hanya memahami hidup bahwasannya hanya berdasar raga ini saja.
Padahal pemahaman ini sangat berbahaya.

Misalkan seperti ini,
Ketika kita shalat, bisa jadi shalat hanya persoalan gerakan raga dan bukan pekerjaan jiwa.
Pernah dalam sebuah taklim guru besar, dijelaskan tentang keutamaan shalat awal waktu. Saat usai dijelaskan, salah seorang guru besar bertanya "pak ustadz, kalau seandainya saya ada janjian dengan mahasiswa untuk bimbingan disertasi antara waktu jam 12-15. Jika jam 14.30 itu mahasiswa itu baru datang, tentunya saya tidak akan menyalahkan dia. Bukankah shalat juga seperti itu? Kalau dzuhur antara jam 12-14, maka bukankah tidak salah jika saya shalat jam 13.30?"
Pertanyaan ini, kita melihat bahwa shalat hanya dipahami sebagai pekerjaan raga. Padahal dalam shalat tidak hanya unsur fiqih (aturan-aturan), tetapi juga ada akhlaknya. Mereka yang menganggap shalat itu pekerjaan raga (saja) menjadikan shalat hanyalah pekerjaan "numpang lewat".

Mari pahami hidup ini...
Hidup itu  keseluruhannya adalah kebaikan.
Inilah bagian dari kaidah hidup.
Bahwa hidup tak hanya ada pada raga tetapi juga jiwa.
Bahwa hidup keseluruhannya adalah kebaikan.
Tetapi bukankah ada keburukan?
Keburukan yang ada pun ada kebaikan di dalamnya.
Bagaimana bisa?
Yakni dengan meninggalkan keburukan, bukankah akan lahir kebaikan dalam diri kita?
Kebaikan yang luar biasa.

Orang-orang yang jiwanya utuh,
Menjadikan hidupnya sebagai hamparan kesempatan untuk melakukan kebaikan (saja).
Mereka yang jiwanya tak utuh,
Menjadikan hidupnya sebagai hamparan kesempatan untuk melakukan kebaikan dan atau melakukan keburukan.

Orang yg jiwanya utuh,
Ibarat menuangkan air ke dalam gelas yang utuh.
Bukankah kita bisa menuangkan air dengan tenang, karena kita yakin gelas tersebut itu utuh, tidak pecah, tidak retak.

Orang yang jiwanya utuh,
Maka apapun yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dialami dalam hidup, selalu menjadi inspirasi untuk berbuat kebaikan.

Apa yang harus kita perbuat agar jiwa ini utuh?
Allah adalah Maha Segala-galanya.
Menciptakan manusia dengan jiwa yang sempurna.
Dan Allah telah pula menciptakan mekanisme agar manusia bisa menjaga keutuhan jiwanya.

Hidup adalah perjalanan..
Mari kita pahami logika perjalanan.
Bukankah ketika melakukan perjalanan berarti ada yang kita tinggal dan ada yang kita tuju, Maka apa yang sebenarnya sedang kita tuju dan apa yang sedang kita tinggalkan?
Faktanya, mereka yang utuh jiwanya,
Sedang melakukan perjalanan dari kesenangan dunia menuju kesenangan akhirat.
Meninggalkan kesenangan dunia bukan berarti kesengsaraan, karena Allah akan menggantikannya dengan kesenangan akhirat.
Bukankah sama-sama senang? Yang berbeda hanya dunia atau akhiratnya saja.
Dan tidak akan sampai kita pada kesenangan akhirat jika kita masing senang akan dunia.
Ibaratnya kita sedang di jogja mau ke jakarta, hal yang mustahil kita sampai jakarta sedangkan kita masih di jogja.

Mari kita tes diri kita, sampai sejauh mana perjalanan sudah kita tempuh.
Jika kita masih mementingkan nonton bola dibanding sholat malam, maka bisa diartikan kehidupan kita masih jalan di tempat. Belum sampai pada kesenangan akhirat.
Berarti kita gak boleh mengumpulkan harta?

Harta adalah bagian dari dunia. Namun bisa kita gunakan untuk kesenangan akhirat. Bukankah yang menjadi titik persoalan adalah "kesenangan"nya, bukan "harta"nya. Maka bersedekah 1 juta lebih terasa  nikmatnya dibanding bersenang-senang dengan membeli baju 1 juta.

Menikah juga bagian dari dunia, namun dapat digunakan sebagai kendaraan bersama menuju surga, bukankah ibadah berjamaah lebih baik nilainya daripada sendirian?
Maka, Jadikanlah dunia yang kita cintai untuk mengejar surga. Yang cinta ini membuat kita semakin merindu surga. Bukan cinta pada kesenangan dunia, tetapi cinta pada dunia, cinta pada harta, cinta pada suami/isteri, cinta pada uang. Yang dengan harta atau uang yang banyak bisa membuat kita bersedekah sebanyak-banyaknya.

Adapun jiwa-jiwa yang pecah
Akan memandang hidup ini sebagai kesempatan untuk berbuat keburukan.

Ingat, Jiwa yang rusak memiliki 3 indikasi, yakni:
1- Dhulmun : lebih mengutamakan-mendahulukan kesenangan dunia daripada kesenangan akhirat. Mereka berbuat lebih karena "ingin" bukan karena "butuh". Membeli baju karena ingin, melihat lawan jenis hanya karena ingin, berinternet hanya karena ingin.


 بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا        
Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.
(Q.S Al A'la: 16)

2- Ananiyyun: memandang diri sebagai sosok yang istimewa dan diistimewakan. Merasa susah jika kebagian duduk di belakang. Merasa kesal jika tidak disapa. Merasa menjadi sosok yang harus dihormati.

3- Jahlun: bersahabat dengan sikap dan perbuatan yang tidak mencerahkan hidup di akhirat. Nonton bola, baca komik, tentunya bukan contoh perbuatan yang mencerahkan akhirat kita.

Semoga kita bisa terus berusaha membuat jiwa kita utuh, karena raga yang dihidupi jiwa yang utuh, bukan jiwa yang rusak, akan dapat memandang hidup ini secara utuh juga. Jiwa yang utuh akan membuat semua peritiwa yang semula buruk menjadi lezat dan nikmat, segala peristiwa serasa lapang dan menyenangkan. Benturan sekeras apapun akan membuat jiwa semakin kuat, bukan membuat jiwa semakin pecah. Itulah  jiwa yang utuh.  Ibarat petinju, ia menjadi kuat bukan karena jarang kena tinju atau benturan, tetapi latihan-latihan beratlah yang membuatnya ia menjadi tahan banting. Maka, benturan-benturan dalam hidup adalah sumber kokoh dan utuhnya jiwa ...

MAAF -- bila tulisanku ini tanpa sengaja melukai dan tidak berkenan tapi apa yg saya sampaikan hanya sekedar berbagi Logika hidup yg kita jalani, bernalar dengan jiwa kita yang utuh, Sesungguhnya kesempurnaan hanya milik ALLAH dan saya hanya manusia yang sedang belajar lebih baik.

Rabu, 02 Januari 2013

- JAGA SELALU HATI KAMI -

Jalan kami masih panjang untuk sampai ditujuan hidup yang kami rencanakan
masih banyak jalan berkelok dan kerikil tajam yang harus kami lalui
duhai yang Maha Segalanya berikanlah kami kekuatan dan kesabaran untuk tetap melakukan semuanya dengan cara yang benar, dengan cara yang menurut-Mu benar

Jangan lepaskan tangan-Mu wahai Dzat yang Maha Pengasih
tetaplah tuntun kami…bimbinglah kami…jagalah hati kami untuk selalu
bertasbih pada-Mu, agar kami sampai ditujuan dengan ridho-Mu

Berikanlah kami keikhlasan tuk jalani semuanya Ya Rabb
tuk menerima semua keputusan-Mu dengan lapang dada

Semoga Engkau ridho atas kami atas apa yang kami lakukan sekarang
atas cinta yang coba kami bangun semata-mata karena Engkau


Aamiin...  - Samarinda - 02 -02 - 2013